Ini adalah kisah seorang perempuan bernama Sri Tanjung yang diambil dari Kidung Sri Tanjung. Kisah ini menggambarkan percintaan yang hangat dan mesra antara Sri Tanjung dan Sida Paksa, patih kerajaan Sinduraja yang tampan dan perkasa. Namun, karena hasutan Prabu Sulakrama, raja Sinduraja, Sida Paksa menjadi hilang kesadaran dan buta terhadap realitas kehidupan. Laki-laki perkasa itu tunduk dan patuh pada titah sang raja hingga tega membunuh Sri Tanjung, istri tercintanya.
Sebuah keajaiban terjadi saat keris Sida Paksa menghujam tubuh Sri Tanjung. Darah yang membuncah dari luka Sri Tanjung menebarkan bau harum semerbak, pertanda bahwa dirinya tak bersalah. Namun apa daya, ibarat nasi telah menjadi bubur, Sida Paksa tak sanggup menarik kembali apa yang telah diperbuatnya terhadap Sri Tanjung. Hanya penyesalan yang menggelora di relung jiwanya. Beruntung Dewi Durga jatuh iba pada Sri Tanjung yang berhati bersih itu. Sang Dewi menghidupkan perempuan itu kembali…
Drama-tari Sri Tanjung: The Scent of Innocence mengambarkan nasib tiga tokoh di atas dalam sebuah drama berbahasa kawi dipadukan dengan komposisi tari dan tembang - tembang Bali yang dieksplorasi sesuai dengan karakter masing-masing adegan. Di dalam drama tari ini ditampilkan juga beberapa bait nukilan karya-karya sastra dalam bahasa jawa-tengahan seperti Kidung Kaki Tua dan Kidung Jayendria. Kidung-kidung tersebut dikemas khusus untuk mengillustrasikan suasana hati para tokoh dalam cerita ini. Pada puncak pertunjukan, penonton akan menyaksikan Sri Tanjung, yang diberi anugerah alam oleh Dewi Durga, menghapus dosa suaminya dan memberi kekuatan untuk menjatuhkan Prabu Sulakrama, yang dalam pertunjukan adalah simbol kekuata yang menentang hukum alam.
0 Comments